"Agama
mengajarkan kita untuk saling memaafkan apabila ada kesalahan. Kita semua
adalah bersaudara," ungkap Fauzi di Batam, Kamis (17/12).
Fauzi
menjelaskan gesekan fisik dan perasaan antarpendukung selama masa kampanye
untuk segera diakhiri. Biarkan kita sebagai bagian dari masyarakat Batam
melihat dan mengawasi dengan kritis proses-proses selanjutnya.
Ia
mengharapkan masyarakat Batam untuk lebih dewasa dalam berpolitik. Jangan
sampai pencoblosan yang sudah selesai namun antartetangga tidak saling sapa.
“Jangan sampai puncak Pilkada sudah dilalui namun antartetangga tidak
akur dan tidak mau gotong royong hanya karena beda arah politik,” tambahnya.
Menang
dan kalah dalam perlombaan, lanjut Fauzi, adalah sesuatu yang pasti terjadi.
Untuk itu harus dipersiapkan stok syukur dan stok kesabaran.
“Bagi masyarakat yang jagoannya menang versi quick count maupun real count
harus mensyukurinya dengan sewajarnya. Pun bagi masyarakat yang calonnya belum
beruntung untuk memupuk kesabaran untuk menerimanya,” ujarnya.
Meski
demikian, masih kata Fauzi, apabila ada pasangan yang ingin menggugat pun tetap
diperbolehkan, karena hal tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku. Menggugat
di sini konteksnya adalah dimungkinkan ditemukannya adanya pelanggaran, bukan
karena dendam dan lainnya.
“Hal itu baik untuk menciptakan pemilukada yang semakin berkualitas di
masa yang akan datang,” tambahnya.
Fauzi menambahkan saat ini gugatan dalam proses politik sudah menjadi
ranah tim sukses masing-masing kandidat.
Posting Komentar